:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5171326/original/040472800_1742628287-20250322_112700.jpg)
Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan pihaknya telah bekerja sama dengan Universitas Pertahanan (Unhan) untuk mendidik 30.000 calon Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) gelombang ketiga.
Dia menyebut pendidikan tersebut akan selesai akhir Juli 2025.
“Insyaallah akan selesai di akhir Juli. Nah makanya percepatan akan terjadi dimulai Agustus,” kata Dadan usai rapat bersama Presiden Prabowo Subianto di Hambalang, Jawa Barat, dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Sabtu (3/5/2025).
Dia mengatakan sektor SDM, terutama keberadaan dan kesiapan SPPG menjadi tantangan dalam mempercepat program makan bergizi gratis (MBG). Dadan menyebut ada ribuan tenaga yang telah dididik untuk siap bekerja di SPPG.
“Kepala SPPG itu adalah Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia. Dan sampai sekarang kita sudah, baru selesai mendidik 2.000 ya dan ada yang mengundurkan diri 6 sehingga SDM-nya baru ada 1.994,” ujarnya.
Untuk itu, BGN bekerja sama dengan Unhan mendidik Kepala SPPG. Dadan menilai percepatan pelayanan program MBG sangat tergantung dalam kesiapan SPPG.
“Nah untuk mengembangkan pelayanan lebih cepat kita sangat tergantung dari SDM-nya (sumber daya manusia),” ucap Dadan.
Anggaran dan Infrastruktur
Selain SDM, Dadan mengungkapkan anggaran,dan infrastruktur menjadi kunci sukses pelaksanaan program MBG. Menurut dia, Prabowo telah memastikan masalah anggaran untuk program MBG telah terselesaikan.
“Anggaran tadi sudah disampaikan oleh Pak Presiden bahwa itu sudah diselesaikan secara politis,” tutur Dadan.
Sementara dalam aspek infrastruktur, Dadan mengatakan bahwa jumlah fasilitas SPPG masih perlu ditingkatkan untuk memenuhi target yang ditetapkan. Oleh karena itu, dia meyakini sinergi dan kemitraan dengan berbagai pihak menjadi aspek yang sangat diperlukan.
“Artinya kita harus bermitra seluas-luasnya dengan berbagai pihak,” jelasnya.
Perketat SOP
Meski begitu, Dadan juga menyampaikan tantangan lain dalam hal pengawasan kualitas dan kelengkapan infrastruktur yang disediakan mitra.
Untuk itu, BGN kini sedang menyusun dan mempertajam standar operasional prosedur (SOP) pemilihan, serta supervisi mitra.
“Oleh sebab itu, kami berkumpul sekarang ini untuk mempertajam SOP-SOP terkait dengan penyeleksian-penyeleksian mitra. Dan juga supervisi-supervisi infrastruktur yang harus ada dan akan disiapkan oleh para mitra,” pungkas Dadan.