Uncategorized

UBOPLAY – Kadispenad Sebut Orang Tua Bisa Jenguk Siswa yang Dititipkan di Barak Militer Tiap Akhir Pekan

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana.

Liputan6.com, Jakarta Program pendidikan semi militer bagi pelajar yang terlibat kenakalan remaja resmi dimulai pada Kamis (1/5/2025), di Markas TNI Resimen Armed 1/Sthira Yudha/1 Kostrad, Purwakarta, Jawa Barat. Kebijakan ini merupakan arahan langsung dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengatakan, selama menjalani kegiatan di barak militer para siswa bisa dijenguk oleh pihak orang tua setiap sabtu dan minggu.

“Boleh (dijenguk), tapi ada waktunya kan. Itu di weekend di akhir minggu, Sabtu atau Minggu. Itu waktu weekend, tapi ada jamnya kan diatur jamnya, jam berapa, yang atur dari tempat pelatihannya jadwalnya,” kata dia saat dihubungi, Sabtu (3/5/2025).

Wahyu menjelaskan, alasan siswa di barak militer hanya boleh dijenguk saat akhir pekan agar mereka bisa fokus dalam menjalani pendidikan.

“Dijenguknya setiap weekend, kan biar fokus, supaya fokus pendidikannya. Karena kan mengubah karakter, terus menanamkan disiplin, sudah gitu menanamkan leadership, terus penyuluhan-penyuluhan tadi, kan juga enggak bisa tepat kan,” ungkap dia.

“Terganggu dengan jadwal-jadwal kunjungan yang mungkin tidak diatur dengan baik mungkin menjadi tidak efektif. Makanya, kunjungannya di akhir minggu,” pungkasnya.


2 dari 3 halaman

Program Dedi Mulyadi Dimulai

Satu per satu, puluhan siswa SMP turun dari bus dan truk TNI. Mereka tiba di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Armed 9, Purwakarta, Kamis, 1 Mei 2025. Berkemeja putih, celana hitam dan topi biru, membawa tas ransel.

Sampai di satu momen, anak-anak itu diberikan kesempatan berpamitan dengan orangtuanya yang memang turut mengantar ke markas TNI yang berada di Jalan Raya Sadang-Subang.

Babak baru perjalanan hidup mereka pun dimulai. Sebanyak 39 anak yang dianggap orangtuanya nakal dan sulit diatur itu dititipkan ke barak TNI untuk ditempa kedisiplinan ala militer.

Mereka akan menjalani program Pendidikan Karakter, Disiplin dan Bela Negara Kekhususan yang dicanangkan oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

“Kriterianya adalah anak-anak yang sudah mengarah ke tindakan-tindakan kriminal. Dan orangtuanya tidak punya kesanggupan untuk mendidik. Artinya bahwa yang diserahkan itu adalah siswa yang orang-orangtuanya sudah tidak sanggup lagi, sudah tidak mampu lagi untuk mendidik. Jadi kalau orangtuanya tidak menyerahkan, kita tidak akan menerima,” ujar Dedi Mulyadi usai menjadi Pembina upacara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Rindam III Siliwangi, Jalan Manado, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat, 2 Mei 2025.

3 dari 3 halaman

Barak Militer untuk Anak Nakal Harus Dikaji Ulang

Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Atnike Nova Sigiro mengatakan, program pembinaan bagi siswa nakal di barak militer yang digagas Gubernur Dedi Mulyadi harus dikaji ulang.

“Sebetulnya itu bukan kewenangan TNI untuk melakukan civic education (pendidikan kewarganegaraan). Mungkin perlu ditinjau kembali rencana itu, maksudnya apa,” ujar Atnike, Jumat, 2 Mei 2025.

Menurut Atnike, mengajak siswa untuk mengunjungi instansi atau lembaga tertentu dalam rangka mengajarkan cara kerja, tugas, dan fungsi instansi maupun lembaga tersebut sejatinya tidak menjadi masalah.

Namun, apabila siswa diminta mengikuti pendidikan tertentu, termasuk yang berhubungan dengan kemiliteran, kebijakan itu menjadi tidak tepat dan keliru. Apalagi, menurut Atnike, pendidikan itu dilakukan sebagai sebuah bentuk hukuman karena siswa dicap sebagai anak nakal.

“Oh, iya dong (keliru). Itu proses di luar hukum kalau tidak berdasarkan hukum pidana bagi anak di bawah umur,” kata Atnike.

 

 

Reporter: Nur Habibie/Merdeka.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *